pksgrogol.com – Jakarta. Mata adalah
penuntun, hati adalah pendorong dan penuntut. Dan cinta adalah rahasia
Illahi Rabbi. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki
kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan kawan yang mesra dalam setiap
tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara
satu dengan yang lain.
Kegelisahan,
kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan
air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat
keresahan dan kebimbangan.
Kedukaan karena
kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang
menyesakkan rongga dada. Jiwa yang
rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa
berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak
kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.
Keinginan bertemu pasangan jiwa,
bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya,
hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan.
Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan
ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan
sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh
dan sholehah.
Duhai...Betapa
mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita
beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga
memenuhi setiap sudut rumahtangganya.
Allah SWT telah
menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan,
menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena
jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat
melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya?
Pernahkah kita
menyaksikan kepedihan wanita yang berazam (komitmen) menjaga kehormatan
diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan
perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain
melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya
ketika melihat aqiqah anak kita?
Dalam Islam,
kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena masih
ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun
tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan
dipertemukan di akhirat sana.
Selama ia beriman
dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya
sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk
bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk
membawamu ke istananya.
Usahlah dirimu
bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai
memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata
permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam.
Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa.
Bersiap menghadapi
putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai
ibadah kepada Allah SWT. Tausyiahlah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi
hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.
Bukankah kalau
sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh telah
menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar
keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar
bintang gemintang.
Kicauan bening
burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah, laksana
senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa. Hapuslah
air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Songsonglah hari bahagia
nan suci. Wallahu’alam
Tidak ada komentar :