pksgrogol.com – Jakarta. Islamedia - Duaar bunyi
petasan, terompet dan lainnya
seperti tidak pernah lepas dari tradisi tahun baru masehi. Tak terasa
memang beberapa hari lagi kita akan meninggalkan 2011 dan berlanjut ke
2012. Banyak orang memaknai tahun baru ini, dan banyak pula
sahabat-sahabat kita salah menyikapi tahun baru masehi. Ngomong-ngomong
tahun baru masehi. Sahabat sudah tahu belum sejarah tahun baru masehi?
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun
Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama
setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan
untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan
sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar
dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang
menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi
matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
1 Januari Bukan Tahun Baru Kita
Saat
ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci
umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi
tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional
untuk semua warga Dunia.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik
oleh
orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September.
Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada
tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari
pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal
tersebut.
Evaluasi Diri Bukan Hanya Tahun Baru
“Demi
Waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat
menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya
menetapi kesabaran” (QS al-Ashr [103] 1-3)
Kita mengetahui kalau tahun baru masehi
adalah bukan kebudayaan kita sebagai umat muslim. Namun masih banyak
sahabat kita diluar sana yang secara sadar atau tidak sadar ikut pula
merayakannya. Padahal Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR Imam
Ahmad dalam Musnad-nya jilid II, hlm. 50).
masih
mau ikutan lagi? Lalu apa tindakan kita sebagai anak ROHIS yang katanya
melankolis, juga romantis tapi sayang berkumis ^_^?
Menjadikan
tahun baru ini untuk dijadikan momen memperbaiki diri memang tidak ada
salahnya. Namun alangkah lebih baik baik lagi jika sahabat rohis bisa
memperbaiki diri setiap hari, Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baiknya
manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan
sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan
jelek amalannya.” (HR Ahmad)
Tetapi
yang jelas, kita sebagai anak rohis yang mengaku ISLAM FOREVER harus
berani mengambil keputusan untuk tidak untuk merayakan tahun baru
masehi. Sebab memang bukan dari budaya islam, dan islam tidak pernah
mengajarkan untuk merayakannnya dengan kembang api dan hal-hal yang
mubazir untuk dilakukan. “Ada dua nikmat, dimana manusia
banyak tertipu di dalamnya; kesehatan dan kesempatan.” (HR
Bukhari).
sahabat rohis
Tidak ada komentar :