pksgrogol.com - Jakarta.
Buku yang menguak segala tipu daya yang
dilakukan industri rokok itu belum dijual bebas, karena takut diborong industri rokok.
Tempo Institute and Koji Communications meluncurkan buku yang menguak segala tipu daya yang digunakan oleh industri rokok untuk menarik lebih banyak orang untuk merokok, Selasa (21/2).
Buku berjudul A Giant Pack of Lies Bongkah Raksasa Kebohongan itu, menyoroti kedigdayaan industri rokok di Indonesia.
Peluncuran buku tersebut dilakukan di Universitas Katholik Atmajaya, satu-satunya kampus di ibukota yang seratus persen bebas rokok.
Selain secara resmi meluncurkan buku tersebut, Tempo Institute dan Koji Communications juga menggelar acara diskusi bertajuk sama dengan judul buku tersebut.
Mardiyah Chamim, salah satu penulis buku, mengatakan bahwa buku tersebut mulai digarap pada 2007 lalu.
Bermula dari hasil penelusuran dokumen yang dia lakukan di Amerika Serikat pada 2006. Mardiyah melakukan riset terhadap sekitar 3.000 dokumen di Tobacco Library di University of California, Berkeley.
"Tiga ribu dokumen tersebut khusus yang berhubungan dengan Indonesia. Menerangkan di antaranya strategi beriklan mereka," tutur Mardiyah.
"Dengan luasnya pasar mereka (di Indonesia), terbukti bahwa strategi mereka berhasil,” katanya lagi.
Strategi itulah yang menurut Mardiyah melibatkan banyak tipu muslihat industri rokok, di antaranya bagaimana industri rokok tak pernah berterus terang sejak awal, bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan.
Hal tersebut dapat dilihat di berbagai iklan rokok yang selalu menonjolkan bagaimana dengan merokok laki-laki dapat terlihat lebih macho.
Dokumen-dokumen yang ditelusuri Mardiyah sangat lengkap, termasuk bagaimana industri rokok memetakan sasaran konsumennya.
Terdapat 3.000 kopi buku cetakan pertama A Giant Pack of Lies yang sudah siap disebarkan oleh Tempo Institute dan Koji Communications.
Mardiyah mengatakan sasaran pertama buku adalah para aktivis pengendali tembakau dan pembuat kebijakan, termasuk anggota DPR dan pemerintah daerah.
"Belum dijual bebas sebab takut diborong industri rokok. Sebab sudah ada perusahaan rokok yang bertanya bagaimana cara mendapatkan buku ini," tuturnya.
Selain aktivis dan pembuat kebijakan, anak muda juga menjadi target pembaca buku ini. Menurut Mardiyah bagi mereka yang ingin mendapatkan buku A Giant Pack of Lies dapat menghubungi Koji Communications, yakni Koperasi AJI Jakarta di kantor mereka di Kalibata.
Ke depan, sambungnya, tim juga merencakan untuk meluncurkan A Giant Pack of Lies versi e-book, agar penyebaran bisa lebih cepat. "Saya menggunakan gaya bertutur, sengaja menghindari teori besar," tutur dia.
A Giant Pack of Lies mendapatkan sambutan hangat dari berbagai aktivis pengendalian tembakau dalam acara peluncurannya hari ini.
Termasuk dari Christof Putzel, wartawan investigasi yang mendokumentasikan jeratan rokok di Indonesia lewat video dokumenternya berjudul Sex, Lies, and Cigarettes.
"The book is groundbreaking," tutur Putzel, yang hadir dan menjadi salah satu pembicara dalam acara diskusi dan peluncuran buku tersebut.
Tempo Institute and Koji Communications meluncurkan buku yang menguak segala tipu daya yang digunakan oleh industri rokok untuk menarik lebih banyak orang untuk merokok, Selasa (21/2).
Buku berjudul A Giant Pack of Lies Bongkah Raksasa Kebohongan itu, menyoroti kedigdayaan industri rokok di Indonesia.
Peluncuran buku tersebut dilakukan di Universitas Katholik Atmajaya, satu-satunya kampus di ibukota yang seratus persen bebas rokok.
Selain secara resmi meluncurkan buku tersebut, Tempo Institute dan Koji Communications juga menggelar acara diskusi bertajuk sama dengan judul buku tersebut.
Mardiyah Chamim, salah satu penulis buku, mengatakan bahwa buku tersebut mulai digarap pada 2007 lalu.
Bermula dari hasil penelusuran dokumen yang dia lakukan di Amerika Serikat pada 2006. Mardiyah melakukan riset terhadap sekitar 3.000 dokumen di Tobacco Library di University of California, Berkeley.
"Tiga ribu dokumen tersebut khusus yang berhubungan dengan Indonesia. Menerangkan di antaranya strategi beriklan mereka," tutur Mardiyah.
"Dengan luasnya pasar mereka (di Indonesia), terbukti bahwa strategi mereka berhasil,” katanya lagi.
Strategi itulah yang menurut Mardiyah melibatkan banyak tipu muslihat industri rokok, di antaranya bagaimana industri rokok tak pernah berterus terang sejak awal, bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan.
Hal tersebut dapat dilihat di berbagai iklan rokok yang selalu menonjolkan bagaimana dengan merokok laki-laki dapat terlihat lebih macho.
Dokumen-dokumen yang ditelusuri Mardiyah sangat lengkap, termasuk bagaimana industri rokok memetakan sasaran konsumennya.
Terdapat 3.000 kopi buku cetakan pertama A Giant Pack of Lies yang sudah siap disebarkan oleh Tempo Institute dan Koji Communications.
Mardiyah mengatakan sasaran pertama buku adalah para aktivis pengendali tembakau dan pembuat kebijakan, termasuk anggota DPR dan pemerintah daerah.
"Belum dijual bebas sebab takut diborong industri rokok. Sebab sudah ada perusahaan rokok yang bertanya bagaimana cara mendapatkan buku ini," tuturnya.
Selain aktivis dan pembuat kebijakan, anak muda juga menjadi target pembaca buku ini. Menurut Mardiyah bagi mereka yang ingin mendapatkan buku A Giant Pack of Lies dapat menghubungi Koji Communications, yakni Koperasi AJI Jakarta di kantor mereka di Kalibata.
Ke depan, sambungnya, tim juga merencakan untuk meluncurkan A Giant Pack of Lies versi e-book, agar penyebaran bisa lebih cepat. "Saya menggunakan gaya bertutur, sengaja menghindari teori besar," tutur dia.
A Giant Pack of Lies mendapatkan sambutan hangat dari berbagai aktivis pengendalian tembakau dalam acara peluncurannya hari ini.
Termasuk dari Christof Putzel, wartawan investigasi yang mendokumentasikan jeratan rokok di Indonesia lewat video dokumenternya berjudul Sex, Lies, and Cigarettes.
"The book is groundbreaking," tutur Putzel, yang hadir dan menjadi salah satu pembicara dalam acara diskusi dan peluncuran buku tersebut.
Sumber: beritasatu
Untuk berita terbaru, ikuti PKS Grogol di Twitter dan Facebook
Untuk berita terbaru, ikuti PKS Grogol di Twitter dan Facebook
Tidak ada komentar :